Teknik Dasar Merangkai Komponen Elektronika
Komponen elektronika terdiri dari komponen aktif dan komponen pasif. Yang termasuk komponen aktif di antaranya transistor, dioda, dan IC, sedangkan yang termasuk komponen pasif di antaranya resistor, kapasitor, dan induktor. Komponenkomponen tersebut selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika.
Hal-hal yang harus dipahami sebelum membuat suatu rangkaian komponen-komponen elektronika di antaranya:
- Memahami karakteristik masing-masing komponen;
- Memahami hukum-hukum kelistrikan;
- Mengetahui cara kerja rangkaian yang akan dibuat;
- Membuat blok diagram rangkaian;
- Memilih komponen rangkaian yang tepat;
- Membuat rangkaian komponen;
- Menggabungkan rangkaian; dan
- Membuat layout serta mencetak rangkaian dapat secara manual atau menggunakan perangkat lunak aplikasi.
Pada subbab ini kalian akan mempelajari proses penggabungan komponen-komponen elektronika dengan proses soldering. Kalian juga akan mempelajari proses melepas komponen yang rusak dari rangkaian, atau disebut dengan proses desoldering.
1. Soldering
Jika berdiri sendiri, suatu komponen elektronika mungkin tidak akan berfungsi. Agar komponen-komponen tersebut memiliki fungsi, setiap komponen harus dirangkai menjadi sebuah rangkaian sistem elektronika pada papan sirkuit. Proses menghubungkan komponen-komponen elektronika dengan papan sirkuit (PCB) disebut kegiatan menyolder (soldering).
Pada industri manufaktur, proses soldering dilakukan secara otomatis menggunakan mesin solder otomatis. Namun, pada keadaan tertentu dilakukan juga penyolderan secara manual.
Ada beberapa jenis solder dengan fungsi yang berbeda-beda, di antaranya:
a. Solder Biasa
Solder biasa yaitu solder yang umum digunakan dan banyak ditemui di pasaran. Solder jenis ini memiliki fungsi yang sederhana yaitu menyambungkan komponen dengan PCB. Secara umum, spesikasi solder jenis ini dapat dibedakan berdasarkan besar dayanya, misalnya 40 Watt, 60 Watt, 80 Watt, dan lain-lain.
b. Solder dengan Pengontrol Suhu
Solder dengan pengontrol suhu memiliki kemampuan dalam mengontrol suhu, sehingga suhu akan stabil dan konstan dalam pemakaian yang cukup lama. Solder jenis ini memiliki batasan terperatur antara 200–480°C.
c. Solder Uap (Hot Air)
Solder uap adalah solder yang proses pemanasannya menggunakan embusan angin panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas pada perangkat soldernya. Pada solder uap ada dua pengaturan, yaitu pengaturan kemampuan panas yang dikeluarkan oleh mata solder dan pengaturan tekanan uap panas yang dikeluarkan atau diembuskan pada mata solder. Solder jenis ini beroperasi ada suhu 100–500°C.
Pada saat menyolder, kalian hendaknya memperhatikan keselamatan kerja sebagai berikut:
- Gunakanlah kacamata pelindung untuk melindungi mata dari asap solder.
- Lakukan penyolderan di tempat yang berventilasi baik. Jika tidak, pasang pengisap asap/kipas untuk membuang asap.
- Setelah menggunakan solder atau saat solder sedang tidak digunakan, hendaknya disimpan pada stan solder.
- Penyolderan lebih baik dilakukan di tempat yang berventilasi baik atau menggunakan alat pengisap asap.
- Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan solder.
- Pastikan komponen mana yang akan diganti dan tentukan posisi komponen pada rangkaian.
- Panaskan timah yang menempel pada kaki komponen yang akan kalian lepas.
- Setelah timahnya mencair, tempelkan atraktor pada ujung komponen dan tekan knop atraktor untuk menarik timah masuk ke dalam tabung atraktor.
- Lepas komponen dari PCB dan pasangkan komponen yang baru. Lakukan penyolderan kembali pada PCB seperti proses yang telah diuraikan terdahulu.
Tidak ada komentar